Senin, 24 November 2014

Tugas ulasan cerita rakyat

Nama : Muhammad Apriyanto
NPM   : 17214088
Kelas  : 1EA19
Tugas Mata Kuliah :  Ilmu Budaya Dasar





Malin Kundang



Sumber gambar : dongenganako.blogspot.com

Ulasan :

Ada sebuah desa di Sumatera pendalaman, hiduplah seorang wanita tua dengan anaknya yang bernama Malin Kundang. Kebiasaan di desa ini bahwa anak-anak yang sudah berusia di atas 7 tahun ia diberi pengetahuan mulai dari seni bela diri dan membaca Al-Quran di masjid. Di sini ia menuntut seni bela diri dan semua yang diperlukan jika ia akan pergi ke luar negeri, jauh dari orang tua mereka. Dengan berlalunya waktu, Malin Kundang menjadi seorang pemuda yang kuat dan tampan secara fisik. Dia pandai dalam berbicara dan sopan terhadap orang tua, jadi dia dikenal banyak orang di desa ini.

Sebagai manusia ia ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dan dia memiliki niat untuk pergi ke luar negeri jauh dari ibunya untuk menambah pengetahuan dan kemakmuran dari situasi saat ini yang terjadi dengan ibunya. Setelah mempersiapkan dirinya dan perlengkapan untuk perjalanan jauh, ia menyatakan niatnya untuk ibunya. Ibunya terkejut dan merasa sedih, karena ibunya merasa bahwa dia akan tinggal sendirian dan kesepian, tapi di sisi lain dia tidak bisa membandingkan keinginannya, karena menjadi kebiasaan bahwa setiap anak laki-laki harus melakukan hal yang sama. Jadi dia melepaskan Malin Kundang berjalan ke tanah di seluruh negeri yang ia tidak tahu persis ke mana harus pergi, tapi jelas ia telah berlayar ke dunia baru yang penuh perubahan dan tantangan.

Selama di luar negeri dia tidak pernah mengirim kabar kepada ibunya apa yang telah diperoleh dan apa yang ia alami, karena tidak ada sarana yang dapat diandalkan komunikasi kecuali melalui perantaraan manusia. Setelah 20 tahun berjalan dan telah merasa cukup sukses dalam kemampuan ekonominya, dia ingin kembali ke kampung halamannya. Pada intinya, menunjukkan ke teman-teman masa kecil bahwa ia telah berhasil mendapatkan segala apa yang dia mau.

Singkat cerita, Malin Kundang tiba di kota kelahirannya dan ia dikerumuni oleh teman-teman masa kecil dan bangga melihat keadaan berkilauan. Kemudia, Malin Kundang itu kembali terdengar oleh ibunya di rumah. Ibunya bergegas mencari kebenaran berita tersebut ke pasar di mana dijual dan dibeli masyarakat berkumpul. Setelah ia melihat seorang pemuda tampan, dan tidak berpikir dua kali, ia berteriak : Apakah Anda anakku yang telah pulang, Malin Kundang? Melihat seorang wanita tua datang dan diklaim sebagai ibunya, Maling Kundang tentu jawabannya : Siapa Anda benar-benar, mengakui sebagai ibu saya. Anda adalah perempuan jelek! Ibunya terkejut dan sangat sedih mendengar jawaban Malin Kundang. Untuk meyakinkan, sekali lagi katanya, "Aku ibumu!" Malin Kundang : Tidak, saya tidak memiliki seorang ibu yang buruk seperti Anda. Beberapa kali upaya ibunya untuk meyakinkan Malin, tidak berhasil.

Akhirnya, ibunya menjadi marah dan sedih dan di luar kendali, maka kata-kata kutukan dari mulut ibunya meledak, sialan Malin, dan mudah-mudahan Anda berubah menjadi batu. Dalam waktu singkat, bersama dengan kilat dan guntur menggelegar, tuan Kundang menjadi batu besar, setelah mendapatkan kutukan dari ibunya. Batu besar seperti manusia, Anda dapat melihat hari di pantai tidak jauh dari kota pelabuhan Padang.Itu cerita lama yang menyatakan bahwa penghukuman ibu seseorang sangat kuat dan segera menjadi kenyataan.

Ulasan pribadi :

-       Pada awal cerita terdapat nilai moral yang sangat tinggi, dimana nilai-nilai keagamaan dijunjun tinggi di desa tersebut.
-       Tidak hanya keagamaan tetapi juga seni bela diri juga diajarkan kepada anak yang telah berusia 7 tahun.
-       Kedua hal diatas jika dilihat sangatlah penting untuk bekal dimasa depan.
-       Terbukti hal tersebut membuat Malin menjadi anak yang sopan terhadap orang tua, dan dikenal banyak orang.
-       Niat baik Malin untuk untuk menambah pengetahuan dan kemakmuran keluarga saat ia beranjak dewasa juga patut dicontoh.
-       Tetapi ada beberapa nilai dan sikap Malin yang sangat tidak pantas dicontoh dan dilakukan, seperti :
1.    Kedatangan Malin kundang setelah sukses dengan niat untuk pamer kekayaan yg telah ia capai.
2.    Tidak mengakui ibunya sebagai ibu kandungnya.
3.    Menjelek-jelekan ibunya.
4.    Membuat ibunya sedih dan kesal.
-       Seharusnya Malin tidak melakukan hal tersebut kepada ibunya, apalagi jika ia melihat kembali kebelakang, bahwa cita-citanya adalah untuk menambah kemakmuran keluarganya.
-       Adapun ibunya yang kesal lalu mengutuk anaknya menjadi batu juga saya pikir tidak patut dicontoh.
-       Sebagai orang tua harus tetap bersabar dan menjaga perkataan agar amarah tidak menguasai diri kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar