ketika matahari mulai terbit
mentari
pagi menyinari
tempat
untuk menimba ilmu
tempat menambah
pengalaman
betapa senang hati memandang
begitu terpukau hati merasa
melihat UNIVERSITAS GUNADARMA yang indah nan damai
terasa nyaman dan
menyenangkan
akan kujaga selalu keindahannya
agar tetap menjadi kebanggaan
Senin, 19 Januari 2015
manusia dan keadilan?
Menurut
pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan
pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain,
keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya
dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Dalam mewujudkan keadilan social, sikap apa saja sikap apa saja yang perlu dipupuk?
Jawab : Dalam mewujudkan keadilan sosial kita perlu menanamkan kejujuran sejak dini.
Berbagai macam keadilan :
Dalam mewujudkan keadilan social, sikap apa saja sikap apa saja yang perlu dipupuk?
Jawab : Dalam mewujudkan keadilan sosial kita perlu menanamkan kejujuran sejak dini.
Berbagai macam keadilan :
ü Keadilan legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa
keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat
dan menjadi kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan
pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( the man behind the gun
). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya
disebut keadilan legal.
ü Keadilan distributive
Aristotele berpendapat
bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara
sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when
equels are treated equally).
ü Keadilan komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles
pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan
dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Sigmud feud : "3 macam kecemasan yang menimpa manusia"
Sigmud feud seorang ahli psikoanalisa berpendapat bahwa
terdapat 3 macam kecemasan yang menimpa manusia. Antara lain:
a) Kecemasan
objektif atau Kenyataan.
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam
lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya
dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata bahwa
seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di dekat
dengan benda- benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
contohnya
:
1. seorang anak yang takut akan kegelapan.
2. seseorang yang cemas akan serangga.
b)
Kecemasan
Neurotis (saraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
Sigmund freud sendiri membagi kecemasan ini menjadi 3 bagian :
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah.
Sigmund freud sendiri membagi kecemasan ini menjadi 3 bagian :
·
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri
dengan lingkungan.Kecemasan semacam ini
menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu
yang hebat akan terjadi.
·
Bentuk ketakutan yang tegang dan irasional
(phobia). Sifat khusus dari pobia adalah bahwa, intensitif ketakutan melebihi
proporsi yang sebenarnya dari objek yang ditakutkannya. seperti contoh kasus
yang saya alami, bahwa setiap melihat atau bahkan menuliskan buah “nanas”, maka
bulu kuduk saya akan berdiri dan merinding dibuatnya.
·
Reaksi gugup atau setengah gugup, reaksi ini
munculnya secara tiba-tiba tanpa adanya provokasi yang tegas.
c)
Kecemasan
Moral
Kecemasan
moral disebabkan karena pribadi seseorang . Tiap pribadi memiliki bermacam
macam emosi antar lain: iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, dan lain
lain. Sifat sifat seperti itu adalah sifat sifat yang tidak terpuji , bahkan
mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa
.contohnya, seseorang yang merasa kecantikannya
ditandingi oleh lawannya, oleh karena itu ia merasa dengki, ataupun
membencinya.
dorongan kodrat dan dorongan hidup
dorongan
kodrat dan dorongan hidup
a)
Dorongan
kodrat
Kodrat
adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya
menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan
dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama
dengan manusia lain.
Dengan
kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
b)
Dorongan
kebutuhan hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan
jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama
dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat
terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.
c)
Menurut
Abraham Moslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia adalah?
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan
manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization).
Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai
harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Manusia & penderitaan. Pengertian phobia dan jenis-jenisnya.
Manusia & penderitaan
Phobia merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah dari jiwa seseorang. Mungkin ada sekitar 80 atau bahkan 100 macam phobia yang dikenal orang sekarang. Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Biasanya phobia-phobia tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang terpendam, yang ditekan dalam-dalam dan dilupakan.
Phobia-phobia itu dipandang sebagai emosi-emosi
substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses).
Ketakutan itu menimbulkan sesuatu hal yang tak menyenangkan dan telah ditekan
dalam lubuk jiwa kita. Dengan kata lain phobia itu punya fungsi tertentu, yakni
menyembunyikan atau mengalihkan suatu rasa takut yang seluruhnya berbeda yaitu
rasa takut yang pernah sangat menyakitkan kesadaran kita. Jadi phobia merupakan
suatu pelarian diri dari sejumlah konflik psikis dari dalam diri kita.
Rasa
takut akan guruh dan halilintar mungkin dapat menunjukkan adanya ketakutan pada
suara ayah yang galak dan suka marah-marah.
Ketakutan-ketakutan atau distorsi emosional itu dapat ditelusuri kembali kedalam pengalaman-pengalaman semasa kecil kita yang telah terpendam. Pengalaman-pengalaman yang ditekan ini menimbulkan kecemasan kronis dan tekanan batin yang hebat. Kecemasan tersebut disalurkan melalui saluran-saluran fisik dan pada waktunya nanti akan semakin memperburuk phobia- nya.
Ketakutan-ketakutan atau distorsi emosional itu dapat ditelusuri kembali kedalam pengalaman-pengalaman semasa kecil kita yang telah terpendam. Pengalaman-pengalaman yang ditekan ini menimbulkan kecemasan kronis dan tekanan batin yang hebat. Kecemasan tersebut disalurkan melalui saluran-saluran fisik dan pada waktunya nanti akan semakin memperburuk phobia- nya.
Jika
sudah terjadi seperti itu maka ‘lingkaran setan’ terus muncul tanpa berkesudahan.Yang akhirnya
akan membuat anda terus menerus ‘sakit’.
Rasa takut merupakan reaksi manusiawi yang secara
biologis merupakan mekanisme perlindungan bagi seseorang pada saat menghadapi
bahaya. Ketakutan adalah emosi yang muncul pada saat orang menghadapi suatu ancaman
yang membahayakan hidup atau salah satu bidang kehidupan tertentu. Ketakutan
biasa disebut dengan tanda peringatan terhadap hidup, peringatan agar berhenti,
melihat atau mendengarkan.
Setiap manusia dihadapkan pada peringatan serta
ancaman yang sangat menuntut perhatian. Rasa takut betul-betul memperlambat dan
mengendalikan sejumlah besar emosi psikosomatis. Salah satu tujuan dari
pengendalian adalah untuk membantu seseorang untuk menghindarkan diri dari
bahaya dan mengatasinya. Bila seseorang diliputi rasa takut, kebahagiaan maupun
sukses kita terancam, orang itu sering mengalami rasa nyeri pada perut, telapak
tangan berkeringat, jantung berdenyut kencang, malas bergerak, gagap bicara dan
lain sebagainya.
Berhadapan dengan situasi yang menakutkan, reaksi orang berbeda-beda, ada orang yang tidak takut pada si anjing itu sendiri, tetapi mereka takut mendengar gonggongannya. Tapi ada orang lain yang tidak terganggu gonggong anjing.
Berhadapan dengan situasi yang menakutkan, reaksi orang berbeda-beda, ada orang yang tidak takut pada si anjing itu sendiri, tetapi mereka takut mendengar gonggongannya. Tapi ada orang lain yang tidak terganggu gonggong anjing.
Ada orang lain yang sungguh-sungguh takut terhadap
halilintar, sedang orang lain tidak. Adalah normal pada saat menghadapi bahaya tertentu orang merasa takut dan tingkat ketakutan itu biasanya sebanding dengan besar-kecilnya bahaya.
Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa penyebab obyektif dari rasa takut itu justru dilupakan seseorang, sehingga reaksinya terasa lebih berat, lebih cepat dan lalu menimbulkan kepanikan. Rasa takut yang sedemikian hebat ini sangat tidak sebanding dengan penyebabnya. Inilah reaksi neurotik murni.
halilintar, sedang orang lain tidak. Adalah normal pada saat menghadapi bahaya tertentu orang merasa takut dan tingkat ketakutan itu biasanya sebanding dengan besar-kecilnya bahaya.
Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa penyebab obyektif dari rasa takut itu justru dilupakan seseorang, sehingga reaksinya terasa lebih berat, lebih cepat dan lalu menimbulkan kepanikan. Rasa takut yang sedemikian hebat ini sangat tidak sebanding dengan penyebabnya. Inilah reaksi neurotik murni.
Ketakutan inilah yang kita sebut dengan “Phobia”. Hanya dengan melihat kucing hitam, seseorang lalu khawatir akan mati. Orang lain sudah hampir pingsan hanya karena ada ular mendekatinya. Ketakutan neurotik menunjukkan adanya reaksi-emosional yang tak sebanding dengan rangsangan. Dengan kata lain penyebab obyektif dari reaksi emosional dan ketakutaannya sama sekali.
Jenis
fobia :
Para pakar membagi fobia ke dalam 3 kelompok
utama yaitu agorafobia (rasa cemas berlebih saat berada di tempat umum), fobia
sosial (ketakutan terhadap situasi sosial) dan fobia khusus (ketakutan tidak
rasional terhadap objek atau situasi tertentu).
1. Agorafobia: takut
tempat-tempat umum
Seseorang
dengan agorafobia ketakutan terjebak di tempat umum atau tempat-tempat dengan
antrian panjang, seperti di bank. Jenis fobia ini paling banyak (hampir 2 kali
lipat lebih banyak) dialami perempuan dibandingkan laki-laki. Jika tidak
ditangani, akan membuat penderita terkurung di rumah. Dengan pengobatan, 9 dari
10 pasien terbukti mengalami perbaikan.
2. Fobia sosial
Seseorang dengan fobia sosial tidak hanya pemalu. Penderita merasakan kecemasan dan ketakutan berlebih mengenai penampilan mereka di depan umum. Apakah tindakan mereka sesuai dengan orang lain? Apakah orang lain akan tahu bahwa mereka sedang cemas? Apakah mereka akan punya kata-kata saat waktu berbicara tiba?
Karena fobia sosial ini bisa memicu penderita menghindari kontak sosial, maka akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dan kehidupan profesional mereka.
Seseorang dengan fobia sosial tidak hanya pemalu. Penderita merasakan kecemasan dan ketakutan berlebih mengenai penampilan mereka di depan umum. Apakah tindakan mereka sesuai dengan orang lain? Apakah orang lain akan tahu bahwa mereka sedang cemas? Apakah mereka akan punya kata-kata saat waktu berbicara tiba?
Karena fobia sosial ini bisa memicu penderita menghindari kontak sosial, maka akan sangat berpengaruh terhadap hubungan dan kehidupan profesional mereka.
3. Claustrofobia: takut
ruang tertutup
Seseorang dengan claustrofobia tidak bisa naik lift atau berjalan melewati lorong tanpa rasa takut. Karena takut terjebak, penderita fobia jenis ini akan menghindari ruang sempit dan memilihkebiasaan yang menurut mereka aman, seperti membuka jendela atau duduk di dekat pintu ke luar. Cara ini membuat mereka bisa menoleransi situasi, tapi tidak akan meredakan ketakutan.
Seseorang dengan claustrofobia tidak bisa naik lift atau berjalan melewati lorong tanpa rasa takut. Karena takut terjebak, penderita fobia jenis ini akan menghindari ruang sempit dan memilihkebiasaan yang menurut mereka aman, seperti membuka jendela atau duduk di dekat pintu ke luar. Cara ini membuat mereka bisa menoleransi situasi, tapi tidak akan meredakan ketakutan.
4. Zoofobia: takut hewan
Ketakutan terhadap hewan merupakan jenis fobia yang paling umum. Fobia jenis ini melingkupi jenis fobia yang lebih spesifik, seperti arachnofobia (takut terhadap laba-laba); ophidiofobia (takut terhadap ular); ornithofobia (takut terhadap burung). Jenis fobia ini seringkali terbentuk di masa anak-anak dan akan hilang seiring dengan pertambahan usia. Tapi bisa juga bertahan hingga usia dewasa.
Ketakutan terhadap hewan merupakan jenis fobia yang paling umum. Fobia jenis ini melingkupi jenis fobia yang lebih spesifik, seperti arachnofobia (takut terhadap laba-laba); ophidiofobia (takut terhadap ular); ornithofobia (takut terhadap burung). Jenis fobia ini seringkali terbentuk di masa anak-anak dan akan hilang seiring dengan pertambahan usia. Tapi bisa juga bertahan hingga usia dewasa.
5. Brontofobia: takut petir
Meskipun orang dengan brontofobia sadar bahwa petir tidak akan menyakiti mereka, mereka tetap akan menolak ke luar saat badai. Kemungkinan mereka akan bersembunyi di dalam ruangan sambil meringkuk di belakang sofa atau menunggu badai reda di lemari.
Meskipun orang dengan brontofobia sadar bahwa petir tidak akan menyakiti mereka, mereka tetap akan menolak ke luar saat badai. Kemungkinan mereka akan bersembunyi di dalam ruangan sambil meringkuk di belakang sofa atau menunggu badai reda di lemari.
6. Acrofobia: Takut
ketinggian
Jenis ini ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap ketinggian. Orang dengan fobia ini bisa diserang rasa cemas berlebih saat naik tangga. Kadang-kadang rasa takut begitu kuat sehingga penderita tidak bisa bergerak. Jenis fobia ini bisa membahayakan karena serangan panik akan membuat penderita turun dari tempat tinggi dengan tidak hati-hati
Jenis ini ditandai dengan ketakutan berlebih terhadap ketinggian. Orang dengan fobia ini bisa diserang rasa cemas berlebih saat naik tangga. Kadang-kadang rasa takut begitu kuat sehingga penderita tidak bisa bergerak. Jenis fobia ini bisa membahayakan karena serangan panik akan membuat penderita turun dari tempat tinggi dengan tidak hati-hati
7. Aerofobia: takut terbang
Seseorang dengan aerofobia takut terbang. Jenis fobia ini biasanya terbentuk setelah seseorang memiliki pengalaman buruk dalam pesawat, seperti mengalami goncangan atau melihat penumpang lain mengalami serangan panik. Rasa takut akan tetap tinggal bahkan setelah insiden tersebut dilupakan. Rasa takut terepndam tersebut bisa timbul hanya dengan menonton kecelakan pesawat di TV.
Seseorang dengan aerofobia takut terbang. Jenis fobia ini biasanya terbentuk setelah seseorang memiliki pengalaman buruk dalam pesawat, seperti mengalami goncangan atau melihat penumpang lain mengalami serangan panik. Rasa takut akan tetap tinggal bahkan setelah insiden tersebut dilupakan. Rasa takut terepndam tersebut bisa timbul hanya dengan menonton kecelakan pesawat di TV.
Selasa, 13 Januari 2015
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP..
A.
Apa yang anda ketahui tentang pandangan hidup?
Jawab:
Pandangan Hidup adalah pendapat atau
pertimbagan yanag dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu hasil
pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat
hidupnya.
B.
Bagaimana anda melihat pandangan hidup dimasa
depan?
Jawab:
Saya akan menjadikan hidup saya sebuah
mahakarya dengan bersedia membayar harga kesuksesan. Orang berprestasi tahu ada
harga yang harus dibayar. Dan saya bersedia berkorban, berjuang, serta bekerja
keras tanpa jaminan kesuksesan apa pun demi mewujudkan semua impian saya.
C.
Jika terjadi kendala apa yang akan dilakukan?
Jawab:
Hidup pasti tidak bisa lepas dari masalah,
besar maupun kecil, baik masalah yang berasal dari kehidupan pribadi,
lingkungan sekolah, pekerjaan atau lingkungan sosial yang lain. Cara kita
memandang sebuah masalah sangat tergantung dari sudut pandang yang digunakan.
Orang-orang dengan sudut pandang yang luas, memandang sebuah masalah dengan
hati dan pikiran yang lebih luas dibandingkan dengan orang-orang dengan sudut
pandang yang sempit. Hasilnya pasti berbeda, karena sudut pandang yang luas
membuat masalah besar terlihat menjadi lebih kecil dan sudut pandang yang
sempit hanya memperbesar masalah yang sebenarnya kecil. Dengan menganggap
sebuah masalah hanya masalah kecil, kita memiliki keyakinan untuk
menyelesaikannya dengan tepat dan cepat. Hanya dengan melihat lebih luas,
memperbesar kesempatan kita untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Langganan:
Postingan (Atom)