Nama :
Muhammad Apriyanto
NPM :
17214088
Kelas :
1EA19
Tugas Mata : Kuliah Ilmu Budaya Dasar
Kekeringan Meluas
krisis
air di sejumlah daerah kian parah.
JAKARTA – musim kemarau belum juga berakhir. Di
Kabupaten Bandung, wilayah yang terkena kekeringan semakin meluas. Saat ni
sudah ada 10 kecamatan yang melaporkan mengalami bencana kekeringan. Padahal,
beberapa pekan sebelumnya hanya lima kecamatan.
“Kemarin, kita sudah dapat laporan di Kecamatan
Baleendah sudah bertambah yang kekeringan. Yang sebelumnya hanya satu
kelurahan,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Bandung, Marlan saat dihubungi Republika,
(28/9).
Marlan memprediksi wilayah yang akan terkena dampak
kekeringan akan semakin meluas. Dia meminta masyarakat melaporkan kepada camat
setempat jika menghadapi kesulitan air.
Berdasarkan pantauan Republika di Desa Cigambreng
Utara, Pamekaran, Kecamatan Soreang, warga sudah mulai kesullitan mendapatkan
air. Sumur-sumur yang mereka miliki kering akibat tidak adanya hujan. “Sudah
dua hari kering, airnya habis,” kata Dedy kepada Republika.
Dedy pun harus bolak-balik ke rumah orangtuanya yang
lokasinya cukup jauh. Hal serupa juga dialami warga lain, Ida. Kekeringan yang
melanda wilayah itu membuatnya kesulitan eraktivitas, terutama mandi, ciuci,
kakus. “Saat ini kering airnya, sudah dua hari,” katanya.
Selain kekeringan, Marlan juga mengatakan, akibat
kemarau potensi kebakara semakin meningkat. Saat ini, kawasan permukiman padat
penduduk serta hutan rawan kebakaran. “Karena itu masyaraat diminta waspada,”
ujarnya.
Untuk wilayah Kabupaten Bandung, tertcatat ada 14
kecamatan yang berpotesi mengalami kekeringan, yaitu, Pacet, pasir Jambu, Ibun,
Majalaya, Solokan Jeruk, , Cikancung, Nagrek, Cileunyi, Cicaha, Bojong Soang,
Bale Endah, Ciparay, Paseh, dan Banjaran.
Di Jawa Timur, warga di sejumlah desa di Kabupaten
Ponorog, Jawa Timur, mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih untu memenuhi
kebutuhan minum, memasak, maupun mandi, cuci kakus (mck). Sebagaimana terlihat
di Dusun Grabo, Desa Pandak, Kecamatan Balong, (28/9).
Puluhan warga terlihat antre berjam-jam untuk mendapat
giliran menampung air bersih dari sumber alami, yang ada di punggung bukit
setempat. “Ini sudah berlagsung sejak tiga bulan lalu, meski telah mendapat
pasokan air dari BPBD setiap satu pecan sekali, tetap saja kami kesulitan air
bersih,” tutur seorang warga Watiningsih (45 tahun).
Wati dan sejumlah warga mengaku krisis air yang mereka
alami semakin parah karena pasokan dari sumber alami di lereng atau atas bukit
menipis. Sementara, warga yang mengantre semakin bertambah banyak. “Sepertinya
kekeringan tahun ini lebi parah disbanding tahun lalu,” katanya spontan.
Perangkat Desa Pandak, Sumari, mengungkapkan, bantuan
air bersih yang diberian pemerintah tidah mencukupi untuk mencukupi kebutuhan
warganya karena hanya dipasok sepekan sekali.
Sementara, ratusan sumur di dua desa di Kecamatan
Kaliorang, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, juga kekeringan akibat
kemarau panjang. “Sudah satu pekan sumur kering mengakibatkan warga kesulitan
air untuk konsumsi,” kata Plt Pelayanan Umum Kantor Kecamatan Kaliorang, Karim.
Suwardi (35 tahun) warga Sukamaju Kecamatan
Kiarapedes, Purwakarta, Jawa Barat, mengatakan, seharusnya, dia bias panen.
Akan tetapi, keinginannya harus pupus karena 15 hektare sawah miliknya justru
dilanda kekeringan. “Tidak bias dipanen, padahal tinggal sebentar lagi. Percuma
juga dipanen, padinya sudah tidak berisi,” kata Suwardi (28/9). Suwardi mengaku
rugai puluhan juta akibat kegagalan itu.
Keala Dinas Pertanian Perhutanan dan Perkebunan
Purwakarta Balya Susila Ilyas mengatakan, kekeringan mengancam 27 hektare lahan
pertanian di Kecamatan Cibatu dan Tegalwuru. Akan tetapi, ancaman tersebut bias
diantisipasi degan adanya pompaniasi. “Untuk yang lain sudah hamper panen semua
sehngga tidak perlu lagi air,” kata Balya, (28/9).
Kepala Pusat Informasi dan Humas Badan Nasional
Penangguangan Bencana (BNPB) Sutpo Purwo Nugroho mengatakan, antisipasi bencana
musim kemarau sudah dilakukan jauh sebelum bencana tersebut datang. Antisipasi
yang dilakukan BNPB meliputi water
bombing, pemadaman kebakaran, dan upaya penegakan hukum. C91/c71/c80/antara ed:
teguh firmansyah
Sumber berita : (Koran Republika,
ProKontra hal. 8, kolom pertama, senin 29/9/2014).
Hubungan manusia dengan penderitaan.
Manusia dengan penderitaan memang selalu berdampingan, tidak
ada manusia yang hidupnya mulus tanpa cobaan dan hambatan. Dalam kasus diatas,
kekeringan menjadi bencana yang sangat perlu mendapat perhatian, khususnya bagi
pemerintah.
Kita ketahui bahwa air merupakan kebutuhan pokok bagi semua
orang. Air merupakan sumber kehidupan. Air memiliki banyak kegunaan, seperti
untuk konsumsi, dan MCK. Bahkan tidak hanya manusia, tetapi makhluk hidup lain
pun sangat membutuhkan air demi kelangsungan hidup.
Dapat dibayangkan jika kekeringan air itu berlangsung lama,
bahkan ada yang sudah berlagsung sejak tiga bulan yang lalu, seperti yang
disampaikan Watiningsih di Jawa Timur. Meski mereka telah mendapat pasokan air
dari BPBD setiap satu pekan sekali, tetapi tetap kesulitan air bersih. Untuk
mendapatkan air bersih di sumber alami, di punggung bukit setempat, mereka
harus antre berjam-jam.
Suwardi, warga Sukamaju Kecamatan Kiarapedes, Purwakarta,
Jawa Barat pun ikut mengalami penderitaan akibat kekeringan yang melanda
wilayahnya. Sawah seluas 15 hektare miliknya terancam gagal panen, iapun
mengalami kerugian mencapai puluhan
juta.
Diatas disebutkan beberapa penderitaan yang dialami akibat
musim kemarau panjang. Tentu banyak sekali penderitaan dengan masalah yang
lainnya, seperti kemiskinan, kelaparan, penyakit, dan tentu masih banyak
problemyang lain, karena setiap manusia hidup pasti memiliki problemnya
masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar